I Read: Dark Places

Setelah paceklik yang cukup lama dalam hal baca-membaca, akhirnya belakangan ini bisa nyelesein beberapa buku. Sungguh magic! Well, ada beberapa faktor pendukung sih, selain kuliah yang udah mulai jarang (gantinya adalah ngerjain tesis sih, harusnya.. tapi kan tetep butuh selingan toh yaa), perpustakaan kampus juga ternyata punya section khusus novel-novel berbahasa inggris yang bisa dipinjam dengan gratis-tis. Hence, i managed to finish some books and i even made a review in Goodreads again. So here it goes…

download

Dark Places adalah novel kedua Gillian Flynn yang difilmkan (akan rilis di bulan April di beberapa negara Eropa), setelah Gone Girl yang bikin heboh itu.

Kali ini tokoh sentralnya adalah Libby Day, satu2nya survivor dari Kinnakee Kansas Farmhouse Massacre. Satu kasus kriminal di tahun 1985 yang banyak diliput media, di mana ibu dan dua saudara perempuan Libby dibantai oleh (konon) kakaknya sendiri, Ben Day. Libby yang di tahun itu baru berusia tujuh tahun, menjadi saksi di pengadilan yang mempenjarakan kakaknya untuk seumur hidup. Sejak itu Libby hidup dari bantuan para donatur yang jatuh iba dengan kisahnya, tanpa pernah menemui kakaknya di penjara, menyimpan semua kenangan tentang malam naas itu di Dark Places, sebuah sudut gelap yang tak ingin dia buka lagi. Di usia 32 tahun, Libby bukan seorang dewasa yang utuh, kehabisan uang, tanpa pekerjaan, dan kesulitan mengurus diri sendiri. Lyle Wirth dari Kill Club, klub geek-detektif amatir yang tertarik pada kasus keluarga Libby, percaya bahwa Ben Day tak bersalah dan menawarkan uang agar Libby mau menghubungi orang2 kunci yang terkait malam pembantaian keluarganya, memaksa Libby menelusuri Dark Places dan mencari tahu pelaku sebenarnya.

Dark Places diceritakan dari 3 sudut pandang, Libby Day dengan setting saat ini, serta Patty Day (ibu Libby) dan Ben Day pada hari kejadian 25 tahun yang lalu, jam demi jam mendekati waktu terjadinya pembantaian.

Sebenarnya saya lebih banyak memilih buku2 yang enjoyable untuk dibaca, makanya di awal2 baca Dark Places sempat agak kaget juga. Kisah tentang keluarga Day, bahkan sebelum dibantai, sebegitu tragis dan sedihnya sehingga bikin novel ini sangat terrorizing. Kalo lagi bad mood mungkin mending ga usah baca novel ini, bisa bikin tambah kelam dan mikir: etdah dunia ini bener2 ga ada bagus2nya! Baru kemudian saya ingat, ah iya, yang bikin kan Gillian Flynn, yang emang paling jago bikin cerita yang disturbing abis macam Gone Girl. Saking terrorizingnya, kadang sampe berasa baca dengan mata agak terpicing dan nahan napas, kuatir dengan tragedi macam apa lagi yang bakal muncul di halaman selanjutnya. Kisah jam demi jam menuju waktu kejadian di mata Patty Day dan Ben Day di beberapa bagian terasa sangat menegangkan.

Tapi pada akhirnya, ketika saya udah mulai terbiasa dengan kekelaman kisah keluarga Day, plot Dark Places ini sebenarnya semacam cerita detektif ‘whodunnit’ biasa ala Agatha Christie atau bahkan detektif Conan, walopun plotnya memang cukup menarik dan sukses bikin penasaran. Flynn menyebar petunjuk dan ‘red herring’ dengan lihai di sana sini, bikin saya kesel karena ga berhasil nebak siapa pelaku sebenarnya, padahal clue yang tersedia udah lumayan jelas 😀 Setelah tragedi demi tragedi, alhamdulillaah yaa, ternyata ending buku ini ‘lumayan’ happy, ga disturbing atau gantung, jadi ga usah kuatir ga bisa tidur setelah selesai bacanya. Plot twistnya masih ga se’kacau’ Gone Girl, jadi overall, belum seimpressive masterpiece Flynn yang satu itu.

A bit about the movie version: Libby di buku digambarkan mungil rapuh berambut merah, makanya agak heran juga kenapa Libby versi film diperankan Charlize Theron yang jangkung dan berkesan tangguh. Trailernya pun menurut saya kurang kelam, dan kurang berkesan well made, beda banget sama trailer Gone Girl yang bikin penasaraann. Mayan spoiler pulak zzz… bikin kzl! Tapi ya sudahlah ya, we’ll see. Bertabur bintang ceu! Ada Chloe Moretz sama Nicholas Hoult juga di situ. Here goes the movie’s France trailer: