Last Month: April

Ga perlu susah-susah milih kata yang mewakili bulan April. Udah jelas kata itu adalah: belanja. Muahahaha. Parah banget budget belanja bulan April jebool gara-gara Big Bad Wolf sama Inacraft.

Tahun ini nyobain ke Big Bad Wolf karena diajakin sama neng Diah. Ga tanggung-tanggung ke sananya niat banget sampe nginep dan bawa koper aja gitu muahaha.. Nginepnya tentu milih yang murah meriah, RedDoorz di kawasan Anggrek Loka BSD, biar ga berlawanan sama tujuan awal yaitu berburu di sale buku (baca: hemat). It fit the purpose: cukup bersih dan nyaman, plus lumayan dekat dari venue tujuan. Tadinya mau ke BBWnya hari Minggu subuh gitu karena konon rame banget dan antrean kasir ga manusiawi, tapi akhirnya memutuskan nyoba cek-cek ombak hari Sabtunya. Berangkat ke sananya udah kaya orang mau perang, ngisi amunisi (baca: makan-makan) dulu ke AEON Mall, plus nyiapin segala macam bekel. Maklum lah kami berdua sama-sama tipe manusia yang ga berfaedah sama sekali kalo lagi haus dan lapar. Hasilnya, kami baru nyampe di ICE BSD pas adzan Maghrib dan cuma sanggup keliling-keliling sampe jam 10 malam (udah capek duluan karena muter2 AEON dulu ini mah hahaha).

Tapi kami merasa udah cukup puas jadi Minggunya ga perlu balik lagi ke sana. Apakah ramenya separah yang diperkirakan? Enggak tuh. Kami antri cuma sekitar 30 menit, itu pun kayanya karena mas-mas kasirnya kurang berpengalaman aja. Besok-besoknya pun, berdasarkan pantauan dari twitter, sepertinya ga ada lagi yang mengeluhkan antrian kasir sampe berjam-jam. Sebetulnya kalo kondisi kaya gini sih mendingan pergi ke sana pagi-pagi ya, jadi masih fresh dan hari masih panjang, jadi bisa bener-bener maksimal kelilingnya.

But it was okay. Dalam 3-4 jam di ICE, saya berhasil memutari semua meja buku fiksi. Selebihnya masih sempet ngecek sebagian meja ‘children reader’ sama ‘non-fiction’ tapi udah dalam kondisi agak siwer dan ga fokus ahahaha.. Sebenernya saya ga berharap banyak dari BBW karena pernah baca satu artikel yang bilang bahwa BBW ini sebenernya adalah semacam cuci gudang buku-buku yang ga laku dari berbagai book shops entah di belahan dunia sebelah mana aja. Dan ya bener aja sih, buku-buku yang ditawarkan ya memang bukan buku-buku baru yang pasti masih laku kalo dipajang dengan harga normal di etalase toko buku. But still…

 

JENG JENG

Tetep aja kopernya penuh :)))

Yang akhirnya saya beli adalah fiksi-fiksi dari penulis yang sudah pernah saya baca karyanya atau pengen baca, walopun memang bukan buku-buku best seller dari penulis ybs. Selebihnya adalah buku-buku hardcover yang bernuansa ensiklopedia atau nostalgia (i got a collector’s edition of Enid Blyton’s books, ga ada di gambar karena lagi dipinjam) yang bakal cukup oke untuk koleksi perpustakaan keluarga.

Nah, hal yang biasanya ditanyakan kalo liat belanjaan BBW saya yang sekoper ini adalah: ’emang buku-buku ini bakal dibaca semua?’ (bahkan kasir BBW aja nanya gini loh). Jawabnya ya iya doongg.. walopun selesainya entah kapan :))

Satu buku yang udah saya selesaikan adalah The Vacationers dari Emma Straub. Beli ini karena belakangan banyak dengar  rekomendasi buku Emma Straub yang judulnya Modern Lovers. The Vacationers, tentang satu keluarga yang berlibur selama dua pekan ke Mallorca, jadi semacam perkenalan saya dengan Emma Straub. I think she’s a good story teller. Baca buku ini feelnya semacam nonton film-film drama komedi keluarga ala The Family Stone, atau karya-karya Noah Baumbach atau Nicole Holofcener, which is (if you know me enough you’d recognize hahah) kinda my taste. Hanya saja, tentu ada sebabnya The Vacationers tidak disebut sebagai karya nomor satu dari Emma Straub. Plot ceritanya, menurut saya, so-so saja. Sangat plain dan predictable, not ambitious, and there’s no twists at all. But still.. I love the vacation vibe of this book, jadi kangen sama masa-masa liburan keliling Eropa dulu hahaha. I love how most Westerners do their vacations, they go to actually stay in a city for a decent period of time, truly relaxing while blending in with the city’s vibe. Ga kaya kita orang Asia yang grubak grubuk ke beberapa destinasi sekali pergi. Dulu saya pernah cerita ke seorang teman Belanda bahwa saya berkunjung ke Paris, Roma dan Barcelona dalam seminggu. Reaksi dia: “Tsk.. Asians!” hahahaha. Menurut dia, ga pantas mengunjungi kota-kota besar bersejarah kaya gitu masing-masing hanya dalam dua hari :))) Kalo menurut saya sih, this kind of Asian’s approach to vacations (or at least Indonesian’s) has something to do with our very limited number of leaves and holidays. And probably limitations in budgets too ahahaha..

Anywayyy.. Dalam kondisi tongpes pasca BBW harusnya sih saya behave dong ya.. tau diri gitu lah. Sayangnya teman-teman sekosan kok ya ngajakin ke Inacraft. Saya yang selalu penasaran sama sesuatu yang belum pernah saya coba ya ga bisa nolak lah, penasaran aja Inacraft kaya apa. Berangkat pun dengan tekad kekep dompet dan untungnya most things there were over my budget anyway jadi cukup mudah menahan diri untuk ga beli. Ah tapi sayang sungguh disayang.. kok ya menjelang pulang saya dipertemukan dengan kebaya brokat halus dengan warna cantik, ukuran sesuai, dan harga masuk akal. Sekali lagi.. benteng pertahanan pun runtuh hahaha..

Jadi begitulah.. cerita-cerita belanja saya di bulan April. There were other things happened last April (of course!), but I guess these ones are enough to represent it.

Until next time!